Rabu, 03 Juni 2015

Sistem Informasi Pemasran

Sistem Informasi Manajemen
“Sistem Informasi Pemasran”



Nama Kelompok :
1.    Anggie Dennyswara S          1210205426
2.    Selviah Wijayanti                 1210205427
3.    Iin Maulidiyah                      1210205449
4.    Rizky Adiputra                      1210205454
5.    Bimo Dwi Prakoso                1210205455


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Tahun Ajaran 2014-2015








Bab 11      Sistem Informasi Pemasaran

11.1   Struktur Organisasi Fungsional
Perusahaan bisnis secara tradisional telah diatur dalam hal tugas-tugas atau fungsi-fungsi yang dilaksanakan. Semua jenis organisasi memiliki fungsi pemasaran, keuangan, sumber daya informasi, dan jasa informasi, walau nama-nama ini jarang terlihat pada bagan organisasi. Perusahaan yang memiliki fungsi manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi produk yang dijualnya. Fungsi-fungsi lain meliputi engineering, dan penelitian dan pengembangan.

11.2   System Informasi Fungsional
Pengaruh organisasi fungsional sangat luas sehingga sistem informasi juga dapat diorganisasikan secara fungsional, seperti gambar 1. sistem konseptual merupakan pencerminan sistem fisik yang diwakilinya.

 Risiko Menekankan Sistem Informasi Fungsional
     Perlu dimengerti bahwa system informasi fungsional bukanlah pengganti suatu system yang terintegrasi bagi perusahaan CBIS. Subsistem-subsistem fungsional harus bekerja sama. Subsistem fungsional harus mengambil sebagian datanya database umum, dan keputusan yang dibuat di suatu area harus sesuai dengan keputusan yang dibuat di area lainnya dan dengan tujuan keseluruhan perusahaan. Bagian selanjutnya dari bab ini akan mambahas system informasi fungsional pertama yang berkembang system informasi pemasarannya. Dalam antusiasme yang tinggi untuk menerapkan computer, pemasaran membangun suatu dasar teoritis yang kokoh yang menjadi landasan bagi semua area fungsional.

11.3   Prinsip-Prinsip Pemasaran
Banyak orang berpikir mengenai pemasaran dalam arti yang sempit, seperti hanya mencakup penjualan dan periklanaan. Namun, pakar mendefinisikannya sangat luas. Satu definisi menyatakan bahwa pemasaran terdiri dari kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga barang, jasa dan gagasan.
Pandangan ini menunjukaan luasnya permasalahan yang harus dipecahkan oleh manajer pemasaran demikian pula luasnya infoormasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah itu.

Bauran Pemasaran
Manajer pemasaran memiliki bergam sumber daya untuk dikaryakan. Tujuannya adalah mengembangkann strategi yang menerapkan sumber daya ini bagi pemasaran barang, jasa dan gagasan perusahaan.
Strategi pemasaran terdiri dari campuran unsur-unsur yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix) yaitu produk, promosi, tempat, dan harga (product, promotion, place, and price). Semua itu dikenal sebagai 4 P. Produk (product) adalah apa yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan keinginannya atau kebutuhannya. Produk dapat berupa barang fisik, berbagai jenis jasa, atau suatu gagasan. Promosi (promotion) berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan produk, ternasuk periklanan dan penjualan langsung. Tempat (place) berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan melalui saluran distribusi. Harga (price) terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar oleh pelanggan untuk produk itu.



11.4   Evolusi Konsep Sytem Informasi Pemasaran
Pada tahun 1966 Profesir Phillip Kotler dari Northwestern University menggunnakan istilah pusat saraf pemasaran (marketing nerve center) untuk menggambarkan suatu unit baru di dalam pemasaran yang mengumpulkan dan mengolah informasi pemasaran. Ia mengidentifikasikan tiga jenis informasi pemasaran yang digambarkan pada gambar 2.


1.      Intelijen pemasaran (marketing intelligence) adalah informasi yang mengalir  ke perusahaan dari lingkungan.
2.      Informasi pemasaran intern (internal marketing information) adalah informasi yang dikumpulkan di dalam perusahaan.
3.      Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah informasi yang mengalir keluar dari perusahaan ke lingkungan.

Kotler mengenali maksud dukungan keputusan dari pusat saraf itu “keputusan pemasaran yang rumit seperti menurunkan harga, merevisi wilayah penjualan, atau meningkatkan biaya iklan dapat dievaluasi sebelum dan sesudahnya memlalui analisis ilmiah dari data yang tersedia.” Walau ia tidak menggunakan istilah sistem informasi pemasaran, itulah yang ada dalam pikiran Kotler.
Kita dapat mendefinisikan system informasi pemasaran atau MKIS sebagi system berbasis computer yang bekerja sama dengan system informasi fungsional lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemasaran produk perusahaan. Dua elemen dalam definisi tersebut merupakan pokok penting. Pertama, semua system informasi fungsional harus bekerja sama, dan kedua, dukungan pemecahan maslah tidak terbatas pada manajer pemasaran.


Model Kotler

     Selama periode 1967-1974, tidak kurang dari lima model MKIS dijelaskan dalam literature. Intinya terdiri dari empat subsistem: akuntansi internal, intelijen pemasaran, penelitian pemasaran, dan management science pemasaran. Subsistem-subsistem ini mengambil data dari lingkungan dan mengubahnya menjadi informasi bagi eksektif pemasran.
     Dengan menyertakan system akuntansi internal, Kotler mengakui adanya hubungan simbolis, atau ketergantungan antara berbagai fungsi dalam perusahaan.sistem akuntansi internal memberikan suatu ikatan bersana di seluruh perusahaan.
     System intelijen pemasaran terutama berhubungan dengan penyebaran informasi unyuk menyadarkan manajemen tentang perkembangan-perkembangan baru dipadar.
     System penelitian pemasaran memiliki dua tujuan, pertama, mendapatkan data terbaru yang menjelaskan operasi pemasaran, dan kedua, menyajikan penemuan itu bagi manajemen dalam bentuk yang memudahkan pengambilan keputusan. Pendekatan yang umum adalah melakukan proyek khusus yang mengumpulkan data yang menjelaskan suatu maslah tertentu. Dari pihak lain, system management science pemasaran menekankan penggunaan teknik kuantitatif yang canggih, seperti model matematika. Kotler melihat bahwa eksekutif pemasaran menggunakan output informasi untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

11.5   Model System Informasi Pemasaran
Semua keputusan yang dibuat oleh manajer pemasaran berhubungan dengan satu atau beberapa unsure-unsur bauran. Karena alas an tersebut, unsure-unsur itu merupakan cara yang baik untuk mengkategorikan kegiatan MKIS. MKIS dapat dirancang sehingga mendukung keputusan yang berhubungan dengan tiap unsure. Model kita unyuk system seperti itu diperhatikan dalam gambar 3. Model ini terdiri dari kombinasi subsistem-subsistem input dan output yang dihubungkan dengan database.


 Model Kotler

     Selama periode 1967-1974, tidak kurang dari lima model MKIS dijelaskan dalam literature. Intinya terdiri dari empat subsistem: akuntansi internal, intelijen pemasaran, penelitian pemasaran, dan management science pemasaran. Subsistem-subsistem ini mengambil data dari lingkungan dan mengubahnya menjadi informasi bagi eksektif pemasran.
     Dengan menyertakan system akuntansi internal, Kotler mengakui adanya hubungan simbolis, atau ketergantungan antara berbagai fungsi dalam perusahaan.sistem akuntansi internal memberikan suatu ikatan bersana di seluruh perusahaan.
     System intelijen pemasaran terutama berhubungan dengan penyebaran informasi unyuk menyadarkan manajemen tentang perkembangan-perkembangan baru dipadar.
     System penelitian pemasaran memiliki dua tujuan, pertama, mendapatkan data terbaru yang menjelaskan operasi pemasaran, dan kedua, menyajikan penemuan itu bagi manajemen dalam bentuk yang memudahkan pengambilan keputusan. Pendekatan yang umum adalah melakukan proyek khusus yang mengumpulkan data yang menjelaskan suatu maslah tertentu. Dari pihak lain, system management science pemasaran menekankan penggunaan teknik kuantitatif yang canggih, seperti model matematika. Kotler melihat bahwa eksekutif pemasaran menggunakan output informasi untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

11.5   Model System Informasi Pemasaran
Semua keputusan yang dibuat oleh manajer pemasaran berhubungan dengan satu atau beberapa unsure-unsur bauran. Karena alas an tersebut, unsure-unsur itu merupakan cara yang baik untuk mengkategorikan kegiatan MKIS. MKIS dapat dirancang sehingga mendukung keputusan yang berhubungan dengan tiap unsure. Model kita unyuk system seperti itu diperhatikan dalam gambar 3. Model ini terdiri dari kombinasi subsistem-subsistem input dan output yang dihubungkan dengan database.






















DAFTAR PUSTAKA

Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran (Analisis, perencanaan, implementasi, pengendalian). Fak. Ekonomi UI, Jakarta.

Kotler, P. 2004.  Manajemen Pemasaran (Marketing Management). Indeks, Jakarta.

McLeod, R. Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Prenhallindo, Jakarta.
Sofjan, A. 2007. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Stanton, W. J. 1989. Prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar