Sistem
Informasi Manajemen
“Sistem
Informasi Pemasran”
Nama
Kelompok :
1.
Anggie
Dennyswara S 1210205426
2.
Selviah
Wijayanti 1210205427
3.
Iin
Maulidiyah 1210205449
4.
Rizky
Adiputra 1210205454
5.
Bimo
Dwi Prakoso 1210205455
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia
Tahun Ajaran 2014-2015
Bab
11 Sistem Informasi Pemasaran
11.1 Struktur Organisasi Fungsional
Perusahaan bisnis secara tradisional telah diatur dalam hal
tugas-tugas atau fungsi-fungsi yang dilaksanakan. Semua jenis organisasi
memiliki fungsi pemasaran, keuangan, sumber daya informasi, dan jasa informasi,
walau nama-nama ini jarang terlihat pada bagan organisasi. Perusahaan yang
memiliki fungsi manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi produk yang
dijualnya. Fungsi-fungsi lain meliputi engineering, dan penelitian dan pengembangan.
11.2 System Informasi Fungsional
Pengaruh organisasi fungsional sangat luas sehingga sistem
informasi juga dapat diorganisasikan secara fungsional, seperti gambar 1.
sistem konseptual merupakan pencerminan sistem fisik yang diwakilinya.
Perlu dimengerti
bahwa system informasi fungsional bukanlah pengganti suatu system yang
terintegrasi bagi perusahaan CBIS. Subsistem-subsistem fungsional harus bekerja
sama. Subsistem fungsional harus mengambil sebagian datanya database umum, dan
keputusan yang dibuat di suatu area harus sesuai dengan keputusan yang dibuat
di area lainnya dan dengan tujuan keseluruhan perusahaan. Bagian selanjutnya
dari bab ini akan mambahas system informasi fungsional pertama yang berkembang
system informasi pemasarannya. Dalam antusiasme yang tinggi untuk menerapkan
computer, pemasaran membangun suatu dasar teoritis yang kokoh yang menjadi
landasan bagi semua area fungsional.
11.3 Prinsip-Prinsip Pemasaran
Banyak orang berpikir mengenai pemasaran dalam arti yang
sempit, seperti hanya mencakup penjualan dan periklanaan. Namun, pakar
mendefinisikannya sangat luas. Satu definisi menyatakan bahwa pemasaran terdiri
dari kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat
hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui
penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga barang, jasa dan
gagasan.
Pandangan ini menunjukaan luasnya permasalahan yang harus
dipecahkan oleh manajer pemasaran demikian pula luasnya infoormasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah itu.
Bauran
Pemasaran
Manajer pemasaran memiliki bergam sumber daya untuk
dikaryakan. Tujuannya adalah mengembangkann strategi yang menerapkan sumber
daya ini bagi pemasaran barang, jasa dan gagasan perusahaan.
Strategi pemasaran terdiri dari campuran unsur-unsur yang
dinamakan bauran pemasaran (marketing mix) yaitu produk, promosi,
tempat, dan harga (product, promotion, place, and price). Semua itu
dikenal sebagai 4 P. Produk (product) adalah apa yang dibeli oleh
pelanggan untuk memuaskan keinginannya atau kebutuhannya. Produk dapat berupa
barang fisik, berbagai jenis jasa, atau suatu gagasan. Promosi (promotion)
berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan produk, ternasuk
periklanan dan penjualan langsung. Tempat (place) berhubungan dengan
cara mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan melalui saluran
distribusi. Harga (price) terdiri dari semua elemen yang berhubungan
dengan apa yang dibayar oleh pelanggan untuk produk itu.
11.4 Evolusi Konsep Sytem Informasi Pemasaran
Pada tahun 1966 Profesir Phillip Kotler dari Northwestern
University menggunnakan istilah pusat saraf pemasaran (marketing nerve
center) untuk menggambarkan suatu unit baru di dalam pemasaran yang
mengumpulkan dan mengolah informasi pemasaran. Ia mengidentifikasikan tiga
jenis informasi pemasaran yang digambarkan pada gambar 2.
1. Intelijen pemasaran (marketing
intelligence) adalah informasi yang mengalir ke perusahaan dari
lingkungan.
2. Informasi pemasaran intern (internal
marketing information) adalah informasi yang dikumpulkan di dalam
perusahaan.
3. Komunikasi pemasaran (marketing
communication) adalah informasi yang mengalir keluar dari perusahaan ke
lingkungan.
Kotler
mengenali maksud dukungan keputusan dari pusat saraf itu “keputusan pemasaran
yang rumit seperti menurunkan harga, merevisi wilayah penjualan, atau
meningkatkan biaya iklan dapat dievaluasi sebelum dan sesudahnya memlalui
analisis ilmiah dari data yang tersedia.” Walau ia tidak menggunakan istilah
sistem informasi pemasaran, itulah yang ada dalam pikiran Kotler.
Kita
dapat mendefinisikan system informasi pemasaran atau MKIS sebagi system
berbasis computer yang bekerja sama dengan system informasi fungsional lain
untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan pemasaran produk perusahaan. Dua elemen dalam definisi
tersebut merupakan pokok penting. Pertama, semua system informasi fungsional
harus bekerja sama, dan kedua, dukungan pemecahan maslah tidak terbatas pada
manajer pemasaran.
Model Kotler
Selama periode 1967-1974, tidak kurang dari lima model MKIS dijelaskan
dalam literature. Intinya terdiri dari empat subsistem: akuntansi internal,
intelijen pemasaran, penelitian pemasaran, dan management science pemasaran.
Subsistem-subsistem ini mengambil data dari lingkungan dan mengubahnya menjadi
informasi bagi eksektif pemasran.
Dengan menyertakan system akuntansi internal, Kotler mengakui adanya
hubungan simbolis, atau ketergantungan antara berbagai fungsi dalam
perusahaan.sistem akuntansi internal memberikan suatu ikatan bersana di seluruh
perusahaan.
System intelijen pemasaran terutama berhubungan dengan penyebaran
informasi unyuk menyadarkan manajemen tentang perkembangan-perkembangan baru
dipadar.
System penelitian pemasaran memiliki dua tujuan, pertama, mendapatkan
data terbaru yang menjelaskan operasi pemasaran, dan kedua, menyajikan penemuan
itu bagi manajemen dalam bentuk yang memudahkan pengambilan keputusan.
Pendekatan yang umum adalah melakukan proyek khusus yang mengumpulkan data yang
menjelaskan suatu maslah tertentu. Dari pihak lain, system management science
pemasaran menekankan penggunaan teknik kuantitatif yang canggih, seperti model
matematika. Kotler melihat bahwa eksekutif pemasaran menggunakan output
informasi untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
11.5 Model System Informasi Pemasaran
Semua
keputusan yang dibuat oleh manajer pemasaran berhubungan dengan satu atau
beberapa unsure-unsur bauran. Karena alas an tersebut, unsure-unsur itu
merupakan cara yang baik untuk mengkategorikan kegiatan MKIS. MKIS dapat
dirancang sehingga mendukung keputusan yang berhubungan dengan tiap unsure. Model
kita unyuk system seperti itu diperhatikan dalam gambar 3. Model ini terdiri
dari kombinasi subsistem-subsistem input dan output yang dihubungkan dengan
database.
Model Kotler
Selama periode 1967-1974, tidak kurang dari lima model MKIS dijelaskan
dalam literature. Intinya terdiri dari empat subsistem: akuntansi internal,
intelijen pemasaran, penelitian pemasaran, dan management science pemasaran.
Subsistem-subsistem ini mengambil data dari lingkungan dan mengubahnya menjadi
informasi bagi eksektif pemasran.
Dengan menyertakan system akuntansi internal, Kotler mengakui adanya
hubungan simbolis, atau ketergantungan antara berbagai fungsi dalam
perusahaan.sistem akuntansi internal memberikan suatu ikatan bersana di seluruh
perusahaan.
System intelijen pemasaran terutama berhubungan dengan penyebaran
informasi unyuk menyadarkan manajemen tentang perkembangan-perkembangan baru
dipadar.
System penelitian pemasaran memiliki dua tujuan, pertama, mendapatkan
data terbaru yang menjelaskan operasi pemasaran, dan kedua, menyajikan penemuan
itu bagi manajemen dalam bentuk yang memudahkan pengambilan keputusan.
Pendekatan yang umum adalah melakukan proyek khusus yang mengumpulkan data yang
menjelaskan suatu maslah tertentu. Dari pihak lain, system management science
pemasaran menekankan penggunaan teknik kuantitatif yang canggih, seperti model
matematika. Kotler melihat bahwa eksekutif pemasaran menggunakan output
informasi untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
11.5 Model System Informasi Pemasaran
Semua
keputusan yang dibuat oleh manajer pemasaran berhubungan dengan satu atau
beberapa unsure-unsur bauran. Karena alas an tersebut, unsure-unsur itu
merupakan cara yang baik untuk mengkategorikan kegiatan MKIS. MKIS dapat
dirancang sehingga mendukung keputusan yang berhubungan dengan tiap unsure. Model
kita unyuk system seperti itu diperhatikan dalam gambar 3. Model ini terdiri
dari kombinasi subsistem-subsistem input dan output yang dihubungkan dengan
database.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran
(Analisis, perencanaan, implementasi, pengendalian). Fak. Ekonomi UI, Jakarta.
Kotler, P. 2004. Manajemen
Pemasaran (Marketing Management). Indeks, Jakarta.
McLeod,
R. Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Prenhallindo, Jakarta.
Sofjan,
A. 2007. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Stanton, W. J. 1989. Prinsip Pemasaran.
Erlangga, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar