Rabu, 20 Mei 2015

Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen
“Sistem Informasi Manajemen”



Nama Kelompok :
1.    Anggie Dennyswara S          1210205426
2.    Selviah Wijayanti                 1210205427
3.    Iin Maulidiyah                      1210205449
4.    Rizky Adiputra                      1210205454
5.    Bimo Dwi Prakoso                1210205455



Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Tahun Ajaran 2014-2015







Bab 9     
Sistem Informasi Manajemen

9.1     Pendahuluan, Apakah SIM?
    Pendahuluan
      System Informasi Manajemen (SIM) adalah salah satu dari lima subsistem utama CBIS. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. Subunit dapat didasarkan pada area fungsional atau tingkatan manajemen. Semua system informasi fungsional dapat dipandang sebagai suatu system dari berbagai subsistem input, database, dan subsistem output.

     Apakah SIM?
     Sistem informasi manajemen (SIM) didefinisikan sebagai suatu system berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal perusahaan atau subunit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu system utamanaya mengenai apa yang telah terjadi dimasa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang, dan apa yang mungkin terjadi dimasa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodic, laporan khusus, dan output dari simulasi matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun nonmanajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

      Tujuan Umum SIM:
a.   Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
c.       Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

9.2     Konsep Subsistem Informasi Organisasi
     Ketika perusahaan semakin berpengalaman dalam menerapkan rancangan SIM yang mencakup seluruh perusahaan, manajer di area-area tertentu mulai menerapkan konsep sesuai kebutuhan mereka. Sistem – system informasi fungsional ini, atau subset – subset SIM yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pemakai atas informasi mengenai area – area fungsional, mendapatkan publikasi luas di beberapa area dan sedikit kurang di area lain. Pemasaran merupakan area pertama yang menerima pemikiran system informasi fungsional, dan banyak usaha dilakukan untuk menjelaskan cara penerapan computer ke seluruh operasi pemasaran.

     Area manufaktur juga menerima pengolahan computer dan menerapkan tekhnologi itu baik sebagai system informasi konseptual maupun sebagai komponen dalam system manufaktur fisik. Suatu area fungsional yang mengadopsi sebutan system informasi adalah sumber daya manusia, dan inilah area yang paling banyak mendapat perhatian. Istilah system informasi sumber daya manusia (Human Resources Information System – HRIS) dan Sistem Manajemen  Sumber daya Manusia ( Human Resources Management System – HRMS) sudah umum.

     Suatu gejala yang aneh adalah kenyataan bahwa unit jasa informasi tidak menunjukkan minat yang sungguh untuk menerapkan konsep SIM dalam areanya sendiri. Ini ibarat anak pembuat sepatu bertelanjang kaki. CIO dan para manajer jasa informasi lain telah menggunakan informasi yang dihasilkan computer selama bertahun-tahun tetapi sebelum memformalkan penggunanya dalam bentuk system informasi. Satu hal penting lain adalah bahwa system-sistem fungsional bukanlah suatu alternative untuk memiliki SIM perusahaan yang menyeluruh. Akan sukar bagi perusahaan untuk memiliki SIM yang baik jika satu atau beberapa area fungsional tidak berkontribusi. Strategi yang disarankan adalah pertama menerapkan suatu SIM, kemnudian melanjutkan dengan subsistem-subsistem organisasional.


9.3     Perangkat Lunak Penulis Laporan
     Perangkat lunak penulis laporan terdiri dari program – program yang menghasilkan laporan periodic dan khusus. Jika anda mengambil suatu laporan dari meja seorang manajer, anda tidak dapat membedakan apakah itu merupakan laporan periodic atau khusus. Keduanya dapat tampak sama persis, yang membedakannya adalah cara terpicunya.

1.      Laporan Periodik
Disiapkan sesuai jadwal tertentu. Contohnya adalah analisis penjualan buolanan menurut pelanggan. Karena laporan – laporan seperti ini dahulu merupakan cirri punchedcard dan keydriven system sebelum era computer, mereka menyediakan semua output informasi dari SIM awal.
2.      Laporan Khusus
Disiapkan apabila sesuatu luarbiasa terjadi. Contohnya adalah laporan kecelakaan; contoh lain adalah jawaban atas database query. Laporan khusus memiliki cirri kekinian yang biasanya tidak terdapat dalam laporan periodic.

9.4     Pembuatan Model Matematika
  Model adalah penyederhanaan dari sesuatu; model menggambarkan fenomena – suatu objek atau suatu kegiatan.
     Model Matematika merupakan jenis yang berperan sangat penting dalam DSS. Model ini dapat dikelompokkan dalam tiga dimensi – pengaruh waktu, tingkat keyakinan, dan kemampuan mencapai optimisasi.
1.      Model Statis atau Dinamis
     Model Statis tidak menyertakan waktu sebagai variabel, model yang berkaitan dengan suatu situasi pada satu titik waktu tertentu, seperti suatu foto. Sedangkan Model Dinamis menyertakan waktu sebagai variabel, dan menggambarkan perilaku entitas dari waktu ke waktu, seperti suatu film
2.      Model Probabilistik atau Deterministik
Model Probabililistik mencakup peluang terjadinya sesuatu, yang berkisar antara 0,00 (sesuatu yang sama sekali tidak mungkin) hingga 1,00 (sesuatu yang pasti). Sedangkan model yang sebaliknya adalah Model Deterministik
3.      Model Optimisasi dan Model Suboptimisasi
Model Optimisasi adalah model yang memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif, dimana masalahnya harus terstruktur sangat baik. Model Suboptimisasi, sering disebut satisficing model, yang memungkinkan manajer memasukkan serangkaian keputusan dan model akan memproyeksikan hasilnya, dimana model tersebut menyerahkan tugas kepada manajer untuk mengidentifikasi keputusan yang akan menghasilkan hasil terbaik.
  

9.5.       Simulasi
       Merujuk pada kegiatan yang menggunakan model
1.      Skenario Model: Kondisi yang mempengaruhi simulasi
2.      Elemen-elemen data skenario: elemen-elemen data yang mempengaruhi scenario
3.      Variabel Keputusan: Nilai input dari manajer untuk mengukur dampaknya pada entitas
4.     Teknik Simulasi: Model optimisasi hanya sekali, model suboptimisasi dilakukan berulang- ulang
5.       Format Output Simulasi: Menyertakan elemen, skenario dan variabel keputusan




9.6.     Keuntungan dan Kerugian Model 

    Manajer yang menggunakan model matematika dapat memperoleh keuntungan sebagai  berikut:
1. Proses pembuatan model dapat menjadi pengalaman belajar, dimana pada setiap proyek model dipelajari sesuatu yang baru mengeenai sistem fisik

2. Kecepatan proses simulasi dapat mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu singkat, dimana dalam hitungan menit, dapat dibuat simulasi operasi perusahaan untuk bebrapa bulan, kuartal, atau tahun

3. Model menyediakan daya prediksi – suatu pandangan ke masa depan – yang tidak dapat disediakan oleh metode penghasil informasi lain

4. Model lebih murah daripada metode trial and error; dimana proses pembuatan model memang mahal dalam hal waktu maupun perangkat lunak dan keras yang diperlukan untuk simulasi, tetapi biaya tersebut tidak setinggi biaya yang disebabkan keputusan yang buruk.

        Adapun kerugian utama yang mengimbangi pembuatan model adalah:
1.      Kesulitan pembuatan model sistem bisnis, akan mengahasilkan suatu model yang tidak menangkap semua pengaruh pada entitas. Misalnya, dalam model yang baru dijelaskan, seseorang dalam perusahaan harus memperkirakan nilai-nilai dari elemen-elemen data skenario. Ini berarti bahwa pertimbangan yang menyeluruh sangat diperlukan dalam menerapkan keputusan yang didasarkan pada simulasi
2.      Diperlukan keahlian matematika tingkat tinggi, untuk mengembangkan sendiri model-model yang lebih kompleks, keahlian itu juga diperlukan untuk menafsirkan output secara tepat.

Untuk mengatasi kerugian tersebut, dilakukan perubahan dengan mengkombinasikan peralatan pembuatan model yang lebih memudahkan pemakai dan manajer yang lebih mengerti informasi dan komputer. Disamping itu peningkatan keahlian matematika mutlak dilakukan untuk mampu mengimbangi model yang semakin rumit.


9.7.     SIM dan Pertimbangan Faktor Manusia

Berbagai pengaruh yang dapat mempengaruhi kinerja para pegawai  saat mereka melaksanakan tugas yang berkaitan dengan komputer dipandang sebagai pertimbangan faktor manusia.


Rasa takut sebagai dasar pertimbangan factor manusia
     Para pegawai dari perusahaan yang memasang system pengolahan data pertama mengalami rasa takut. Mereka takut bahwa computer akan mambuat mereka diberhentikan, dan di beberapa perusahaan hal ini memang terjadi. Namun, bahkan diperusahaan yang manajemennya tidak berniat menggantikan orang dengan dengan computer, para pegawainya masih tidak percaya dan khawatir.
     Banyak pekerja bereaksi serupa saat perusahaan-perusahaan memulai tahap kedua penggunaan computer dengan penerapan SM. Para pegawai takut bahwa “big brother” akan menggunakan system untuk memata-matai meraka dan melanggar privacy mereka.
     Yang perlu diingat adalah kenyataan bahwa SIA, SIM dan penerapan OA seperti surat elektronik merupakan system-sistem organisasi. Dengan demikian system tersebut diterapkan untuk memenuhi kebutuhan umum dari kelompok besar daripada perorangan. Pegawai perorangan yang tidak melihat manfaat nyata dari system mungkin enggan mendukung, tetapi berusaha menentang system secara aktif.
     DSS dan system pakar, sebaiknya mengakibatkan lebih sedekit ancaman perilaku. Alasannya adalah system-sistem ini biasanya diterapkan atas permintaan pemakai mengambil manfaat dari penggunanya.

Program untuk mengurangi rasa takut dan dampaknya
     Para perancang system informasi harus menyadari bagaimana rasa tajut dipihak pegawai maupun manajer dapat mempengarui keberhasilan atau kegagalan proyek pengembangan dan system operasional. Manajemen perusahaan, dibantu oleh spesialis informasi, dapat mengurangi ketakutan ini dan dampaknya yang merugikan dengan mengambul empat langkah berikut :
1.      Menggunakan komputer sebagai suatu cara mencapai peningkatan pekerjaan dengan memberikan pada komputer tugas yang berulang dan membosankan serta memberikan pada pegawai tugas yang menentang kemampuan mereka.
2.      Menggunakan komunikasi formal untuk membuat pegawai terus menyadari maksud perusahaan.
3.      Membangun hubungan kepercayaan antar pegawai , specialis informasi dan manajemen. Hubungan tersebut tercapai dengan bersikap jujur mengenai dampak dari sistem komputer dan dengan berpegang pada janji.
4.      Menyelaraskan kebutuhan pegawai dengan tujuan perusahaan.

9.8.     Menempatkan SIM dalam Perspektif
Walau topic ini adalah SIM setingkat organisasi, sebagian besar pembahasan telah dicurahkan bagi system-sistem informasi fungsional. Pendekatan ini diambil karena sebagian besar usaha pengembangan SIM saat ini disiapkan oleh subunit-subunit organisasi. Area manufaktur merupakan yang paling agresif dalam menerapkan CAD/CAM, system material requirements planning (MRP) dan computer intergrated manufacturing (CIM). Tetapi dua subunit lain sedang menunjukkan tingkat kegiatan yang sangat tinggi. Area SDM sedang menerapkan HRIS, dan tingkat perencanaan strategi sedang menerapkan EIS. Semua kegiatan ini diharapkan terus berlangsung.

Sim merupakan upaya organisasi pertama yang tujuan utamanya menyediakan informasi bagi manajemen karena itu dinamakan system informasi manajemen. Selain melayani lebih banyak orang daripada manajer perusahaan , SIM mulai diidentifikasikan dengan komputasi bisnis secara umum. Sekarang anda dapat mengunjungi perusahaan dan menemukan departemen SIM dan wakil presiden SIM. Anda dapat mengunjungi sekolah bisnis dan fakultas ilmu computer dan menemukan professor SIM dan jurusan SIM. Istilah SIM mungkin menikmati masa jayanya selama tahun 1960-an ketika konsep tersebut pertama kali muncul. Sejak saat itu istilah tersebut paling sering diungkapkan dalam bentuk subsistem-subsistem oraganisasi, sperti system informasi eksekutif dan system informasi pemasaran. Perusahaan terus berusaha mengembangkan dan memperbaiki subsistem-subsistem ini.








Daftar Pustaka 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar