Rabu, 27 Mei 2015

System Informasi Eksekutif


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Tahun Ajaran 2014-2015Sistem Informasi Manajemen
“Sistem Informasi Eksekutif”


Nama Kelompok :
1.    Anggie Dennyswara S          1210205426
2.    Selviah Wijayanti                 1210205427
3.    Iin Maulidiyah                      1210205449
4.    Rizky Adiputra                      1210205454
5.    Bimo Dwi Prakoso                1210205455


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Tahun Ajaran 2014-2015




Bab 10      System Informasi Eksekutif

10.1   Apa yang dilakukan eksekutif?
     Istilah eksekutif diterapkan agak bebas. Tidak ada garis batas yang jelas yang memisahkan eksekutif dari manajer lain. Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi manajer pada tingkat atas dari hirerarki organisasi yang berpengaruh kuat pada perusahaan. Pengaruh ini diperoleh dengan terlibat dalam perencanaan strategis dan menetapkan kebijakan perusahaan.
     Selain itu kita dapat memperoleh pandangan tambahan mengenai apa saja yang dilakukan eksekutif dengan memeriksa kontribusi yang dibuat oleh tiga ahli teori manajemen : Henri Fayol , Henry Mintzberg , John Kotter.

1.      Fungsi – fungsi Manajemen Fayol
Henri Fayol percaya bahwa semua manajer melakukan fungsi – fungsi manajemen yang sama merencanakan , mengorganisasikan , menyusun staf , mengarahkan dan mengendalikan.  Yang diyakini secara luas adalah bahwa perencanaan sangat ditekankan pada tingkat eksekutif , sementara fungsi – fungsi lain lebih penting bagi kinerja di tingkat – tingkat yang lebih rendah.

2.      Peran – Peran Manajerial Mintzberg
     Henry meyakini bahwa semua manajer melakukan semua peran , tetapi orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan.Salah satu peran keputusan adalah perunding (negotiator). Mintzberg menemukan dalam penelitiannya mengenai CEO bahwa mereka tidak menghabiskan jumlah waktu yang sama dalam melaksanakan peran – peran keputusan. Mereka berkonsentrasi membuat perbaikan – perbaikan jangka panjang dan entrepreneurial bagi perusahaan dan menanggapi gangguan yang tidak diperkirakan, sementara menyerahkan pengalokasian sumber daya dan negosiasi kepada manajer tingkat bawah.

3.      Agenda dan Jaringan Kantor
     Profesor John P. Kotter dari Harvard meyakini bahwa para eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mereka dengan mengikuti strategi tiga tahap. Pertama , mereka menetapkan agenda tujuan yang harus dicapai perusahaan.Agenda jangka panjang cenderung berupa perkiraan, seperti gagasan umum mengenai jenis produk yang harus dijual perusahaan dalam limaatau sepuluh tahun dari sekarang. Agenda jangka pendek lebih spesifik, seperti pangsa pasar yang harus dicapai oleh tiap produk perusahaan saat ini. Kedua, eksekutif membangun jaringan.Ini bukanlah jaringan computer tetapi hubungan kerjasama diantara orang c- orang yang harus menyelesaikan agenda tersebut. Ketiga , eksekutif bekerja untuk menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehinggapara anggota jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.






10.2   Bagaimana eksekutif berpikir?
Profesor Daniel J. Isenberg dari Harvard meneliti proses berpikir lebih dari selusin eksekutif selama dua tahun untuk mendapatkan pandangan mengenai apa yang dipikirkan eksekutif dan bagaimana mereka menerapkan pikiran mereka.

1.      Apa yang dipikirkan Eksekutif
     Eksekutif berpikir mengenai dua kelompok umum masalah bagaimana membuat sesuatu dilaksanakan dan bagaimana menangani sejumlah kecil masalah utama atau sasaran umum. Dalam hal memikirkan mengenai cara membuat sesuatu dilaksanakan, eksekutif lebih memerhatikan hal – hal organisasional dan pribadi dalam mendapatkan bawahan untuk memecahkan suatu masalah daripada apa pemecahan spesifik itu nantinya.

2.      Proses Berpikir saat memecahkan Masalah
     Seorang eksekutif sering melompat dari definisi masalah ke penerapan solusi dan kemudian kembali ke evaluasi alternative. Eksekutif memang membuat keputusan rasional,  tetapi keputusan tersebut mungkin tidak selalu merupakan hasil dari mengikuti serangkaian langkah – langkah yang terdefinisikan secara baik dalam urutan yang sama.
     Isenberg yakin bahwa eksekutif menggunakan intuisi pada tiap langkah dari proses pemecahan masalah. Intuisi mungkin memainkan peranan yang lebih penting pada tingkat eksekutif daripada di tingkat lain karena sifat masalah yang tidak terstruktur dan juga luasnya pengalaman eksekutif yang dapat diterapkan.

10.3   Kebutuhan informasi eksekutif yang unik
     Sama seperti eksekutif memiliki tanggung jawab yang unik dan terlibat dalam proses berpikir yang unik, mereka juga memiliki kebutuhan informasi yang unik. Terdapat sejumlah penelitian mengenai penggunaan informasi oleh eksekutif , kita akan membahas tiga. Dua yang pertama berkaitan dengan system informasi keseluruhan milik eksekutif. Yang ketiga berfokus pada penggunaan computer.

1.      Penelitian Mintzberg
     Mintzberg adalah orang pertama yang melakukan penelitian formal mengenai kebutuhan informasi eksekutif. Ia mengidentifikasikan lima kegiatan dasar membentuk waktu CEO : tugas administrasi, panggilan telepon, pertemuan tak terjadwal, dan kunjungan. Mintzberg tidak secara khusus memasukan output computer dalam penelitiannya, menggabungkan semua media tertulis dalam kategori dokumen. Ia menekankan peran system informal yang menkomunikasikan informasi lisan , dan menyimpulkan, “Tampaknya lebih penting bagi manajer untuk mendapatkan informasinya secara tepat dan efisien daripada mendapatkannya secara formal.”

2.      Penelitian Jones dan MCLeod
     Pengarang buku ini bekerja sama dengan Prof. Jack W. Jones dari Texas Christian University, melihat kebutuhan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai sumber – sumber dan media informasi eksekutif daripada yang telah dilaporkan oleh mintzberg. Kami melakukan penelitian mengenai arus informasi masuk dari lima eksekutif.
10.4   Saran-saran untuk memperbaiki system informasi eksekutif
     Orang pasti merasakan bahwa computer merupakan sumber daya informasi bagi eksekutif yang belum tergarap. Eksekutif harus mengambil langkah – langkah untuk meningkatkan peran computer dalam system informasi mereka. Tetapi dalam melakukan hal itu, eksekutif harus juga berusaha meningkatkan komponen –komponen nonkomputer. Suatu program lima langkah untuk mencapai tujuan. Diiktisarkan dibawah ini :

1.      Mencatat Transaksi – Transaksi Informasi yang masuk.
Penelitian Jones dan McLeod mengungkapkan bahwa eksekutif tidak selalu memiliki persepsi yang jelas mengenai system informasi mereka. Eksekutif mungkin menganggap beberapa sumber dan media tertentu memberikan konstribusi lebih dari pada yang sebenarnya mereka berikan.demikian pula, sumber dan media lain mungkin dinilai rendah. Eksekutif, dibantu oleh sekretaris, dapat memelihara log yang serupa dengan yang terdapat pada penelitian Jonesdan McLeod. Data dapat dimasukkan ke dalam database, dan dapat disiapkan laporan yang memungkinkan eksekutif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Jones dan McLeod yang berhubungan dengan system mereka.

2.      Merangsang Sumber – Sumber Bernilai Tinggi.
Dengan teridentifikasinya sumber- sumber bernilai tinggi , eksekutif kemudian dapat bertindak untuk memudahkan komunikasi sumber – sumber tersebut. CEO bank memberikan contoh yang baik tentang cara pelaksanaannya. Mungkin informasinya yang paling berharga berasal dari komite manajemannya. Agar tiap anggota merasa bebas berpartisipasi secara merata, CEO itu menentukan agar digunakan meja konfensi bundar.


3.      Memanfaatkan Peluang.
Jika sepotong informasi yang baik dating , eksekutif harus meraihnya. Wakil presiden direktur keuangan mengikuti strategi ini ketika ia nemempatkan mejanya menghadap dinding sehingga ia memunggungi pintu. Ini tampak seperti suatu tindakan untuk merintangi komunikasi, tetapi maksudnya justru sebaliknya. Ia menjelaskan bahwa jika seseorang masuk ke ruang kerjanya, ia tidak ingin bercakap-cakap melalui tumpukan pekerjaan yang belom yerselesaikan. Dengan meja menghadap dinding, ia dapat memutar kursinya dan memberikan perhatian penuh pada orang yang datang padanya.

4.      Menyesuaikan Sistem pada perorangan.
Seperti yang ditunjukkan pada penelitian Jones dan MCLeod, tiap eksekutif memiliki gaya pengupulan informasi yang unik. Apa yang baik bagi seorang eksekutif mungkin tidak berhasil bagi yang lain. CEO pengecer merupakan contohnya. CEO yang sebelumnya telah membangun pintu keluar pribadi pada ruang kerjanya sehingga ia dapat datang dan pergi tanpa bertemu seseorang. CEO yang diteliti ini memiliki filosofi yang sebaliknya, ia memilih menggunakan pintu utama sehingga ia dapat bertemu langsung dengan sebanyak mungkin pegawai saat ia berjalan ke ruang kerjanya.

5.      Memanfaatkan Tekhnologi.
Eksekutif umumnya berpikiran terbuka berkenaan system mereka akan mempertimbangkan cara apa pun untuk memperbaikinya. Eksekutif yang lebih muda yang mempelajari konputer di SMA san Universitas mengenal potensi penggunaan computer, tetapi pengetahuan computer mereka harus dijaga tetap mutakhir. Eksekutif yang lebih tua memerlukan pelayanan konsultasi yang lebih mendasar mengenai apa yang computer dapat dan tidak dapat dilakukan. Membuat semua eksekutif mengetahui perkembangan teknologi informasi merupakan tanggung jawab organisasi jasa informasi yang penting.

Perhatian pada EIS melesat bagai roket selama akhir 1980-an perhatian ini mencerminkan kombinasi dari kesadaran computer yang lebih besar di kalangan eksekutif dan ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak yang lebih baik.

10.5   System informasi eksekutif berbasis computer
     Sistem informasi eksekutif ( executive information system) EIS merupakan suatu system yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja keseluruhan perusahaan. Informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam berbagai tingkat rincian. Istilah system pendukung eksekutif (executive support system ) ESS juga digunakan. Kita akan menggunakan istilah EIS dan menganggap bahwa system itu meliputi computer.

1.      Model EIS
Konfigurasi  EIS berbasius computer biasanya meliputi suatu computer personal. Dalam perusahaan besar PC tersebut dihubungkan dengan mainframe. Komputer personal eksekutif itu berfungsi sebagai eksekutif workstation. Konfigurasi perangkat kerasnya mencakup penyimpanan sekunder , kebanyakan dalam bentuk hard disk, yang menyimpan database eksekutif. Database eksekutif berisi data dan informasi yang telah diproses sebelumnya oleh computer sentral perusahaan. Eksekutif memilih dari menu untuk menghasilkan tampilan layar yang telah disusun sebelumnya (preformatted), atau untuk melakukan sejumlah kecil pemrosesan. Sistem itu juga memungkinkan pemakai menggunakan system pos elektronik perusahaan dan mengakses data dan informasi lingkungan. Dalam beberapa kasus, personil pendukung EIS memasukkan berita terbaru dan penjelasan informasi.

2.      Penyatuan Konsep-Konsep Manajemen
Dapat dilihat dengan mudah bagaimana para eksekutif membangun EIS mereka di
atas konsep-konsep dasar manajemen. Tiga konsep yang akan kita bahas adalah factor-faktor penentu keberhasilan (critical success fators) management by exception dan model mental.

3.      Faktor-Faktor Keberhasilan
EIS memungkinkan eksekutif memantau seberapa baik perusahaan berjalan dalam hal
tujuannya dan factor-faktor penentu keberhasilannya.
      Pada tahun 1961 D. Ronald Daniel dari McKinsey & Company, salah satu perusahaan konsultan terbesar di Amerika Serikat, menciptakan konsep Faktor-faktor penentu keberhasilan. Ia merasa bahwa sejumlah kegiatan kunci, atau SCF, menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis organisasi, dan CSF bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Misalnya, di industi kendaraan bermotor, CSF yang diyakini adalah model, jaringan dealer yang efisien, dan pengendalian biaya manufaktur yang ketat. CSF di idustri asuransi jiwa adalah pengembangan personil manajemen agen, pengendakian personil asministratif, dan inovasi dalam menciptakan produk-produk asuransi.
Eksekutif yang menerima konsep factor-faktor penentu keberhasilan menggunakan EIS mereka untuk memantau tiap CSF.


4.      Model Mental
Peran utama EIS adalah membuat sintesis, atau menyarikan, data dan informasi
bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut pemampatan informasi, dan menghasilkan suatu gambaran, atau model mental, dari operasi perusahaan.
      P.N. Jhonson-Lairrd menciptakan istilah model mental. Dalam bukunya tahun 1973 ian menjelaskan bahwa model tersebut “memungkinkan perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan, untuk memahami fenomena, untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk mengendalikan pelaksanaanya, dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian melalui pengganti.
      CBIS adalah suatu model mental yang paling menarik dan berharga bagi eksekutif.

10.6   Keputusan penerapan EIS
     Saat suatu perusahaan mempertimbangkan apakah akan menerapkan EIS berbasis computer, tiga keputusan kunci harus dibuat. Pertanyaan pertama adalah “Perlukah kita mengembangkan EIS?” Jika jawabannya tidak , eksekutif terus mengandalkan system yang ada sekarang.
     Jika jawabannya ya, pertanyaan selanjutnya adalah, “ Apakah tersedia perangkat lunak produktivitas perorangan siap pakai yang memenuhi kebutuhan eksekutif?” Jika ada perangkat lunak itu dibeli.
     Jika tidak, pertanyaan selanjutnya adalah , “ Perlukkah kita membeli perangkat lunak EIS siap pakai?” Jika ya, perangkat lunak itu dibeli. Jika tidak , staff jasa informasi perusahaan menciptakan perangkat lunak EIS pesanan (Custom EIS Software).

1.      Perangkat Lunak Produktivitas Perorangan Siap Pakai
     Perangkat lunak produktivitas perorangan adalah perangkat lunak umum yang dapat digunakan oleh setiap orang untuk mengembangkan aplikasi mereka sendiri. Contohnya adalah DBMS, paket spreadsheet elektronik, paket grafik, dan system manajemen proyek. Jika perangkat lunak jenis ini dapat diterima, maka itu merupakan pilihan terbaik, juga yang paling murah. Keterbatasan utamanya adalah eksekutif mungkin menganggapnya tidak cukup ramah terhadap pemakai atau tidak tertuju pada kebutuhan khusus mereka.

2.      Perangkat Lunak EIS Siap pakai
     Jika perusahaan memutuskan tidak mengikuti rute perangkat lunak produktivitas perorangan, pilihan lainnya adalah perangkat lunak EIS siap pakai, yang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi eksekutif.hare,
     Contoh awal perangkat lunak EIS dirancang untuk system mainframe dan perintisannya adalah Pilot Executive Software, Inc. dari boston dan Comshare, inc. dari Ann Arbor, Michigan . sekarang, perangkat lunak EIS siap pakai tersedia untuk segala jenis computer, dan sebagian besar paket diarahkan pada pemilik PC.
     Kelas


3.      Perangkat Lunak EIS Pesanan
     Jika perusahaan memilih untuk tidak membeli perangkat lunak siap pakai jenis apapun, pilihan yang tersisa hanyalah staf jasa informasi menciptakan perangkat lunak EIS pesanan.
     Salah satu contoh perangkat lunak EIS pesanan yang paling banyak dipublikasikan adalah system MIDS (management information and decision support) yang diterapkan oleh Lockheed-Georgia.
     Yang menarik dari MIDS adalah kenyataan bahwa diperlukan staf pendukung yang terdiri dari enam analisis informasi dan dua analisis computer untuk menjaga system itu tetap berjalan. Itu merupakan karakteristik EIS yang sering terabaikan, ada orang-orang di belakang layar yang membuat system itu berjalan.

4.      Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan EIS
John Rockart dan David DeLong mengidentifikasikan delapan factor penentu keberhasilan untuk mencapai EIS yang berhasil.
1.       Sponsor Eksekutif mengerti dan berkomitmen
     Eksekuyif tingkat puncak, lebih baik CEO, harus berfungsi sebai sponsor eksekutif EIS dengan mendorong penerapannya. Usaha EIS yang paling berhasil adalah yang pemakai pertamanya adalah eksekutif puncak.
2.       Sponsor Operasi
     Sponsor eksekutif kemungkinan besar terlalu sibuk untuk mencurahkan banyak waktu untuk penerapan. Tugas itu harus diberikan kepada eksekutif tingkat puncak lain, seperti wakil presiden eksekutif. Sponsor operasi bekerja sama dengan eksekutif pemakai dan spesialis informasi untuk memastikan bahwa pekerjaan itu terlaksana.
3.       Staf Jasa Informasi yang Sesuai
     Harus Tersedia spesialis informasi yang tidak saja mengerti teknologi informasi tetapi juga mengerti cara eksekutif menggunakan system itu. Area teknologi informasi yang dapat diterapkan meliputi komunikasi data, dan database.
4.       Tekhnologi Informasi yang sesuai
     Para penerapan EIS seharusnya tidak berlebihan dan memasukkan perangkat keras atau perangkat lunak yang tidak perlu. System itu harus sesederhana mungkin dan harus memberikan tepat seperti yang eksekutif inginkan, tidak lebih dan tidak kurang.
5.       Manajemen Data
     Tidak cukup hanya menampilkan atau informasi. Eksekutif harus mengetahui seberapa mutakhir data itu. Ini dapat dicapai dengan mengidentifikasi tanggalnya dan idealnya, jam data itu dimasukkan ke dalam system. Eksekutif juga harus mampu mengikuti analisis data. Analisis ini dapat dicapai melalui drill down, dengan bertanya kepada manajer data.
6.       Keterkaitan yang Jelas dengan tujuan Bisnis
     Sebagian besar EIS yang berhasil dirancang untuk memecahkan masalah-masalah spesifik atau memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani oleh teknologi informasi
7.       Manajemen atas penolakan Organisas
     Jika seorang eksekutif menolak EIS perlu dilakukan upaya untuk mendapatkan dukungan. Strategi yang baik adalah mengidentifikasi satu masalah tunggal yang dihadapi eksekutif itu dan kemudian segera menerapkan EIS, dengan menggunakan prototyping, untuk mengatasi masalah tersebut.
8.       Manajemen atas penyebaran dan Evolusi Sistem
     Pengalaman menunjukkan bahwa jika manajemen tingkt atas mulai menerima informasi dari EIS, manajemen tingkat bawah ingin menerima informasi output yang sama. Manajer tingkat bawah ini mampu mengantisipasi masalah dan memecahkan sebelum manajer tingkat atas menganggap situasinya tidak terkendali.

Sejumlah CSF ini akhirnya bermuara pada perencanaan yang baik, mengantisipasi kebutuhan dan kemudian menempatkan sumber daya dan prosedur yang diperlukan pada tempatnya. Jika perusahaan telah menerapkan manajemen sumber daya informasi dan melaksanakan perencanaan strategis untuk sumber daya informasi dengan baik, keberhasilan EIS dan system informasi organisasi yang lain merupakan suatu sasaran yang realistis.













Daftar Pustaka
Sumber : Sistem Informasi Manajemen/Jilid Dua/Edisi Ketujuh/ Raymond McLeod, Jr.
http://www.gunadarma.ac.id/

Rabu, 20 Mei 2015

Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen
“Sistem Informasi Manajemen”



Nama Kelompok :
1.    Anggie Dennyswara S          1210205426
2.    Selviah Wijayanti                 1210205427
3.    Iin Maulidiyah                      1210205449
4.    Rizky Adiputra                      1210205454
5.    Bimo Dwi Prakoso                1210205455



Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Tahun Ajaran 2014-2015







Bab 9     
Sistem Informasi Manajemen

9.1     Pendahuluan, Apakah SIM?
    Pendahuluan
      System Informasi Manajemen (SIM) adalah salah satu dari lima subsistem utama CBIS. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. Subunit dapat didasarkan pada area fungsional atau tingkatan manajemen. Semua system informasi fungsional dapat dipandang sebagai suatu system dari berbagai subsistem input, database, dan subsistem output.

     Apakah SIM?
     Sistem informasi manajemen (SIM) didefinisikan sebagai suatu system berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal perusahaan atau subunit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu system utamanaya mengenai apa yang telah terjadi dimasa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang, dan apa yang mungkin terjadi dimasa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodic, laporan khusus, dan output dari simulasi matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun nonmanajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

      Tujuan Umum SIM:
a.   Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
c.       Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

9.2     Konsep Subsistem Informasi Organisasi
     Ketika perusahaan semakin berpengalaman dalam menerapkan rancangan SIM yang mencakup seluruh perusahaan, manajer di area-area tertentu mulai menerapkan konsep sesuai kebutuhan mereka. Sistem – system informasi fungsional ini, atau subset – subset SIM yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pemakai atas informasi mengenai area – area fungsional, mendapatkan publikasi luas di beberapa area dan sedikit kurang di area lain. Pemasaran merupakan area pertama yang menerima pemikiran system informasi fungsional, dan banyak usaha dilakukan untuk menjelaskan cara penerapan computer ke seluruh operasi pemasaran.

     Area manufaktur juga menerima pengolahan computer dan menerapkan tekhnologi itu baik sebagai system informasi konseptual maupun sebagai komponen dalam system manufaktur fisik. Suatu area fungsional yang mengadopsi sebutan system informasi adalah sumber daya manusia, dan inilah area yang paling banyak mendapat perhatian. Istilah system informasi sumber daya manusia (Human Resources Information System – HRIS) dan Sistem Manajemen  Sumber daya Manusia ( Human Resources Management System – HRMS) sudah umum.

     Suatu gejala yang aneh adalah kenyataan bahwa unit jasa informasi tidak menunjukkan minat yang sungguh untuk menerapkan konsep SIM dalam areanya sendiri. Ini ibarat anak pembuat sepatu bertelanjang kaki. CIO dan para manajer jasa informasi lain telah menggunakan informasi yang dihasilkan computer selama bertahun-tahun tetapi sebelum memformalkan penggunanya dalam bentuk system informasi. Satu hal penting lain adalah bahwa system-sistem fungsional bukanlah suatu alternative untuk memiliki SIM perusahaan yang menyeluruh. Akan sukar bagi perusahaan untuk memiliki SIM yang baik jika satu atau beberapa area fungsional tidak berkontribusi. Strategi yang disarankan adalah pertama menerapkan suatu SIM, kemnudian melanjutkan dengan subsistem-subsistem organisasional.


9.3     Perangkat Lunak Penulis Laporan
     Perangkat lunak penulis laporan terdiri dari program – program yang menghasilkan laporan periodic dan khusus. Jika anda mengambil suatu laporan dari meja seorang manajer, anda tidak dapat membedakan apakah itu merupakan laporan periodic atau khusus. Keduanya dapat tampak sama persis, yang membedakannya adalah cara terpicunya.

1.      Laporan Periodik
Disiapkan sesuai jadwal tertentu. Contohnya adalah analisis penjualan buolanan menurut pelanggan. Karena laporan – laporan seperti ini dahulu merupakan cirri punchedcard dan keydriven system sebelum era computer, mereka menyediakan semua output informasi dari SIM awal.
2.      Laporan Khusus
Disiapkan apabila sesuatu luarbiasa terjadi. Contohnya adalah laporan kecelakaan; contoh lain adalah jawaban atas database query. Laporan khusus memiliki cirri kekinian yang biasanya tidak terdapat dalam laporan periodic.

9.4     Pembuatan Model Matematika
  Model adalah penyederhanaan dari sesuatu; model menggambarkan fenomena – suatu objek atau suatu kegiatan.
     Model Matematika merupakan jenis yang berperan sangat penting dalam DSS. Model ini dapat dikelompokkan dalam tiga dimensi – pengaruh waktu, tingkat keyakinan, dan kemampuan mencapai optimisasi.
1.      Model Statis atau Dinamis
     Model Statis tidak menyertakan waktu sebagai variabel, model yang berkaitan dengan suatu situasi pada satu titik waktu tertentu, seperti suatu foto. Sedangkan Model Dinamis menyertakan waktu sebagai variabel, dan menggambarkan perilaku entitas dari waktu ke waktu, seperti suatu film
2.      Model Probabilistik atau Deterministik
Model Probabililistik mencakup peluang terjadinya sesuatu, yang berkisar antara 0,00 (sesuatu yang sama sekali tidak mungkin) hingga 1,00 (sesuatu yang pasti). Sedangkan model yang sebaliknya adalah Model Deterministik
3.      Model Optimisasi dan Model Suboptimisasi
Model Optimisasi adalah model yang memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif, dimana masalahnya harus terstruktur sangat baik. Model Suboptimisasi, sering disebut satisficing model, yang memungkinkan manajer memasukkan serangkaian keputusan dan model akan memproyeksikan hasilnya, dimana model tersebut menyerahkan tugas kepada manajer untuk mengidentifikasi keputusan yang akan menghasilkan hasil terbaik.
  

9.5.       Simulasi
       Merujuk pada kegiatan yang menggunakan model
1.      Skenario Model: Kondisi yang mempengaruhi simulasi
2.      Elemen-elemen data skenario: elemen-elemen data yang mempengaruhi scenario
3.      Variabel Keputusan: Nilai input dari manajer untuk mengukur dampaknya pada entitas
4.     Teknik Simulasi: Model optimisasi hanya sekali, model suboptimisasi dilakukan berulang- ulang
5.       Format Output Simulasi: Menyertakan elemen, skenario dan variabel keputusan




9.6.     Keuntungan dan Kerugian Model 

    Manajer yang menggunakan model matematika dapat memperoleh keuntungan sebagai  berikut:
1. Proses pembuatan model dapat menjadi pengalaman belajar, dimana pada setiap proyek model dipelajari sesuatu yang baru mengeenai sistem fisik

2. Kecepatan proses simulasi dapat mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu singkat, dimana dalam hitungan menit, dapat dibuat simulasi operasi perusahaan untuk bebrapa bulan, kuartal, atau tahun

3. Model menyediakan daya prediksi – suatu pandangan ke masa depan – yang tidak dapat disediakan oleh metode penghasil informasi lain

4. Model lebih murah daripada metode trial and error; dimana proses pembuatan model memang mahal dalam hal waktu maupun perangkat lunak dan keras yang diperlukan untuk simulasi, tetapi biaya tersebut tidak setinggi biaya yang disebabkan keputusan yang buruk.

        Adapun kerugian utama yang mengimbangi pembuatan model adalah:
1.      Kesulitan pembuatan model sistem bisnis, akan mengahasilkan suatu model yang tidak menangkap semua pengaruh pada entitas. Misalnya, dalam model yang baru dijelaskan, seseorang dalam perusahaan harus memperkirakan nilai-nilai dari elemen-elemen data skenario. Ini berarti bahwa pertimbangan yang menyeluruh sangat diperlukan dalam menerapkan keputusan yang didasarkan pada simulasi
2.      Diperlukan keahlian matematika tingkat tinggi, untuk mengembangkan sendiri model-model yang lebih kompleks, keahlian itu juga diperlukan untuk menafsirkan output secara tepat.

Untuk mengatasi kerugian tersebut, dilakukan perubahan dengan mengkombinasikan peralatan pembuatan model yang lebih memudahkan pemakai dan manajer yang lebih mengerti informasi dan komputer. Disamping itu peningkatan keahlian matematika mutlak dilakukan untuk mampu mengimbangi model yang semakin rumit.


9.7.     SIM dan Pertimbangan Faktor Manusia

Berbagai pengaruh yang dapat mempengaruhi kinerja para pegawai  saat mereka melaksanakan tugas yang berkaitan dengan komputer dipandang sebagai pertimbangan faktor manusia.


Rasa takut sebagai dasar pertimbangan factor manusia
     Para pegawai dari perusahaan yang memasang system pengolahan data pertama mengalami rasa takut. Mereka takut bahwa computer akan mambuat mereka diberhentikan, dan di beberapa perusahaan hal ini memang terjadi. Namun, bahkan diperusahaan yang manajemennya tidak berniat menggantikan orang dengan dengan computer, para pegawainya masih tidak percaya dan khawatir.
     Banyak pekerja bereaksi serupa saat perusahaan-perusahaan memulai tahap kedua penggunaan computer dengan penerapan SM. Para pegawai takut bahwa “big brother” akan menggunakan system untuk memata-matai meraka dan melanggar privacy mereka.
     Yang perlu diingat adalah kenyataan bahwa SIA, SIM dan penerapan OA seperti surat elektronik merupakan system-sistem organisasi. Dengan demikian system tersebut diterapkan untuk memenuhi kebutuhan umum dari kelompok besar daripada perorangan. Pegawai perorangan yang tidak melihat manfaat nyata dari system mungkin enggan mendukung, tetapi berusaha menentang system secara aktif.
     DSS dan system pakar, sebaiknya mengakibatkan lebih sedekit ancaman perilaku. Alasannya adalah system-sistem ini biasanya diterapkan atas permintaan pemakai mengambil manfaat dari penggunanya.

Program untuk mengurangi rasa takut dan dampaknya
     Para perancang system informasi harus menyadari bagaimana rasa tajut dipihak pegawai maupun manajer dapat mempengarui keberhasilan atau kegagalan proyek pengembangan dan system operasional. Manajemen perusahaan, dibantu oleh spesialis informasi, dapat mengurangi ketakutan ini dan dampaknya yang merugikan dengan mengambul empat langkah berikut :
1.      Menggunakan komputer sebagai suatu cara mencapai peningkatan pekerjaan dengan memberikan pada komputer tugas yang berulang dan membosankan serta memberikan pada pegawai tugas yang menentang kemampuan mereka.
2.      Menggunakan komunikasi formal untuk membuat pegawai terus menyadari maksud perusahaan.
3.      Membangun hubungan kepercayaan antar pegawai , specialis informasi dan manajemen. Hubungan tersebut tercapai dengan bersikap jujur mengenai dampak dari sistem komputer dan dengan berpegang pada janji.
4.      Menyelaraskan kebutuhan pegawai dengan tujuan perusahaan.

9.8.     Menempatkan SIM dalam Perspektif
Walau topic ini adalah SIM setingkat organisasi, sebagian besar pembahasan telah dicurahkan bagi system-sistem informasi fungsional. Pendekatan ini diambil karena sebagian besar usaha pengembangan SIM saat ini disiapkan oleh subunit-subunit organisasi. Area manufaktur merupakan yang paling agresif dalam menerapkan CAD/CAM, system material requirements planning (MRP) dan computer intergrated manufacturing (CIM). Tetapi dua subunit lain sedang menunjukkan tingkat kegiatan yang sangat tinggi. Area SDM sedang menerapkan HRIS, dan tingkat perencanaan strategi sedang menerapkan EIS. Semua kegiatan ini diharapkan terus berlangsung.

Sim merupakan upaya organisasi pertama yang tujuan utamanya menyediakan informasi bagi manajemen karena itu dinamakan system informasi manajemen. Selain melayani lebih banyak orang daripada manajer perusahaan , SIM mulai diidentifikasikan dengan komputasi bisnis secara umum. Sekarang anda dapat mengunjungi perusahaan dan menemukan departemen SIM dan wakil presiden SIM. Anda dapat mengunjungi sekolah bisnis dan fakultas ilmu computer dan menemukan professor SIM dan jurusan SIM. Istilah SIM mungkin menikmati masa jayanya selama tahun 1960-an ketika konsep tersebut pertama kali muncul. Sejak saat itu istilah tersebut paling sering diungkapkan dalam bentuk subsistem-subsistem oraganisasi, sperti system informasi eksekutif dan system informasi pemasaran. Perusahaan terus berusaha mengembangkan dan memperbaiki subsistem-subsistem ini.








Daftar Pustaka