Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia
Tahun Ajaran 2014-2015 Sistem
Informasi Manajemen
“Sistem
Informasi Eksekutif”
Nama
Kelompok :
1.
Anggie
Dennyswara S 1210205426
2.
Selviah
Wijayanti 1210205427
3.
Iin
Maulidiyah 1210205449
4.
Rizky
Adiputra 1210205454
5.
Bimo
Dwi Prakoso 1210205455
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia
Tahun Ajaran 2014-2015
Bab
10 System Informasi Eksekutif
10.1 Apa yang dilakukan eksekutif?
Istilah eksekutif diterapkan agak bebas. Tidak ada garis batas yang
jelas yang memisahkan eksekutif dari manajer lain. Istilah ini digunakan untuk
mengidentifikasi manajer pada tingkat atas dari hirerarki organisasi yang
berpengaruh kuat pada perusahaan. Pengaruh ini diperoleh dengan terlibat dalam
perencanaan strategis dan menetapkan kebijakan perusahaan.
Selain itu kita dapat memperoleh pandangan tambahan mengenai apa saja
yang dilakukan eksekutif dengan memeriksa kontribusi yang dibuat oleh tiga ahli
teori manajemen : Henri Fayol , Henry Mintzberg , John Kotter.
1. Fungsi – fungsi Manajemen Fayol
Henri Fayol percaya bahwa semua
manajer melakukan fungsi – fungsi manajemen yang sama merencanakan ,
mengorganisasikan , menyusun staf , mengarahkan dan mengendalikan. Yang
diyakini secara luas adalah bahwa perencanaan sangat ditekankan pada tingkat
eksekutif , sementara fungsi – fungsi lain lebih penting bagi kinerja di tingkat
– tingkat yang lebih rendah.
2. Peran – Peran Manajerial Mintzberg
Henry meyakini
bahwa semua manajer melakukan semua peran , tetapi orientasinya berbeda untuk
tiap tingkatan.Salah satu peran keputusan adalah perunding (negotiator).
Mintzberg menemukan dalam penelitiannya mengenai CEO bahwa mereka tidak
menghabiskan jumlah waktu yang sama dalam melaksanakan peran – peran keputusan.
Mereka berkonsentrasi membuat perbaikan – perbaikan jangka panjang dan
entrepreneurial bagi perusahaan dan menanggapi gangguan yang tidak
diperkirakan, sementara menyerahkan pengalokasian sumber daya dan negosiasi
kepada manajer tingkat bawah.
3. Agenda dan Jaringan Kantor
Profesor John P.
Kotter dari Harvard meyakini bahwa para eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan
mereka dengan mengikuti strategi tiga tahap. Pertama , mereka menetapkan agenda
tujuan yang harus dicapai perusahaan.Agenda jangka panjang cenderung berupa
perkiraan, seperti gagasan umum mengenai jenis produk yang harus dijual
perusahaan dalam limaatau sepuluh tahun dari sekarang. Agenda jangka pendek
lebih spesifik, seperti pangsa pasar yang harus dicapai oleh tiap produk
perusahaan saat ini. Kedua, eksekutif membangun jaringan.Ini bukanlah
jaringan computer tetapi hubungan kerjasama diantara orang c- orang yang harus
menyelesaikan agenda tersebut. Ketiga , eksekutif bekerja untuk menetapkan
lingkungan norma dan nilai yang tepat sehinggapara anggota jaringan dapat
bekerja mencapai agenda itu.
10.2 Bagaimana eksekutif berpikir?
Profesor
Daniel J. Isenberg dari Harvard meneliti proses berpikir lebih dari selusin
eksekutif selama dua tahun untuk mendapatkan pandangan mengenai apa yang
dipikirkan eksekutif dan bagaimana mereka menerapkan pikiran mereka.
1.
Apa yang
dipikirkan Eksekutif
Eksekutif
berpikir mengenai dua kelompok umum masalah bagaimana membuat sesuatu
dilaksanakan dan bagaimana menangani sejumlah kecil masalah utama atau sasaran
umum. Dalam hal memikirkan mengenai cara membuat sesuatu dilaksanakan,
eksekutif lebih memerhatikan hal – hal organisasional dan pribadi dalam
mendapatkan bawahan untuk memecahkan suatu masalah daripada apa pemecahan
spesifik itu nantinya.
2.
Proses
Berpikir saat memecahkan Masalah
Seorang eksekutif
sering melompat dari definisi masalah ke penerapan solusi dan kemudian kembali
ke evaluasi alternative. Eksekutif memang membuat keputusan rasional,
tetapi keputusan tersebut mungkin tidak selalu merupakan hasil dari mengikuti
serangkaian langkah – langkah yang terdefinisikan secara baik dalam urutan yang
sama.
Isenberg yakin
bahwa eksekutif menggunakan intuisi pada tiap langkah dari proses pemecahan
masalah. Intuisi mungkin memainkan peranan yang lebih penting pada tingkat
eksekutif daripada di tingkat lain karena sifat masalah yang tidak terstruktur
dan juga luasnya pengalaman eksekutif yang dapat diterapkan.
10.3 Kebutuhan informasi eksekutif yang unik
Sama seperti eksekutif memiliki tanggung jawab yang unik dan terlibat
dalam proses berpikir yang unik, mereka juga memiliki kebutuhan informasi yang
unik. Terdapat sejumlah penelitian mengenai penggunaan informasi oleh eksekutif
, kita akan membahas tiga. Dua yang pertama berkaitan dengan system informasi
keseluruhan milik eksekutif. Yang ketiga berfokus pada penggunaan computer.
1.
Penelitian
Mintzberg
Mintzberg
adalah orang pertama yang melakukan penelitian formal mengenai kebutuhan
informasi eksekutif. Ia mengidentifikasikan lima kegiatan dasar membentuk waktu
CEO : tugas administrasi, panggilan telepon, pertemuan tak terjadwal, dan
kunjungan. Mintzberg tidak secara khusus memasukan output computer dalam
penelitiannya, menggabungkan semua media tertulis dalam kategori dokumen. Ia
menekankan peran system informal yang menkomunikasikan informasi lisan , dan
menyimpulkan, “Tampaknya lebih penting bagi manajer untuk mendapatkan
informasinya secara tepat dan efisien daripada mendapatkannya secara formal.”
2.
Penelitian
Jones dan MCLeod
Pengarang
buku ini bekerja sama dengan Prof. Jack W. Jones dari Texas Christian
University, melihat kebutuhan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai sumber –
sumber dan media informasi eksekutif daripada yang telah dilaporkan oleh
mintzberg. Kami melakukan penelitian mengenai arus informasi masuk dari lima
eksekutif.
10.4 Saran-saran untuk memperbaiki system
informasi eksekutif
Orang pasti merasakan bahwa computer merupakan sumber daya informasi
bagi eksekutif yang belum tergarap. Eksekutif harus mengambil langkah – langkah
untuk meningkatkan peran computer dalam system informasi mereka. Tetapi dalam
melakukan hal itu, eksekutif harus juga berusaha meningkatkan komponen
–komponen nonkomputer. Suatu program lima langkah untuk mencapai tujuan.
Diiktisarkan dibawah ini :
1.
Mencatat
Transaksi – Transaksi Informasi yang masuk.
Penelitian Jones dan McLeod
mengungkapkan bahwa eksekutif tidak selalu memiliki persepsi yang jelas
mengenai system informasi mereka. Eksekutif mungkin menganggap beberapa sumber
dan media tertentu memberikan konstribusi lebih dari pada yang sebenarnya
mereka berikan.demikian pula, sumber dan media lain mungkin dinilai rendah.
Eksekutif, dibantu oleh sekretaris, dapat memelihara log yang serupa dengan
yang terdapat pada penelitian Jonesdan McLeod. Data dapat dimasukkan ke dalam
database, dan dapat disiapkan laporan yang memungkinkan eksekutif untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan Jones dan McLeod yang berhubungan dengan system
mereka.
2.
Merangsang
Sumber – Sumber Bernilai Tinggi.
Dengan teridentifikasinya sumber-
sumber bernilai tinggi , eksekutif kemudian dapat bertindak untuk memudahkan
komunikasi sumber – sumber tersebut. CEO bank memberikan contoh yang baik
tentang cara pelaksanaannya. Mungkin informasinya yang paling berharga berasal
dari komite manajemannya. Agar tiap anggota merasa bebas berpartisipasi secara
merata, CEO itu menentukan agar digunakan meja konfensi bundar.
3.
Memanfaatkan
Peluang.
Jika sepotong informasi yang baik
dating , eksekutif harus meraihnya. Wakil presiden direktur keuangan mengikuti
strategi ini ketika ia nemempatkan mejanya menghadap dinding sehingga ia
memunggungi pintu. Ini tampak seperti suatu tindakan untuk merintangi
komunikasi, tetapi maksudnya justru sebaliknya. Ia menjelaskan bahwa jika
seseorang masuk ke ruang kerjanya, ia tidak ingin bercakap-cakap melalui
tumpukan pekerjaan yang belom yerselesaikan. Dengan meja menghadap dinding, ia
dapat memutar kursinya dan memberikan perhatian penuh pada orang yang datang
padanya.
4.
Menyesuaikan
Sistem pada perorangan.
Seperti yang ditunjukkan pada
penelitian Jones dan MCLeod, tiap eksekutif memiliki gaya pengupulan informasi
yang unik. Apa yang baik bagi seorang eksekutif mungkin tidak berhasil bagi
yang lain. CEO pengecer merupakan contohnya. CEO yang sebelumnya telah
membangun pintu keluar pribadi pada ruang kerjanya sehingga ia dapat datang dan
pergi tanpa bertemu seseorang. CEO yang diteliti ini memiliki filosofi yang
sebaliknya, ia memilih menggunakan pintu utama sehingga ia dapat bertemu langsung
dengan sebanyak mungkin pegawai saat ia berjalan ke ruang kerjanya.
5.
Memanfaatkan Tekhnologi.
Eksekutif umumnya berpikiran terbuka
berkenaan system mereka akan mempertimbangkan cara apa pun untuk
memperbaikinya. Eksekutif yang lebih muda yang mempelajari konputer di SMA san
Universitas mengenal potensi penggunaan computer, tetapi pengetahuan computer
mereka harus dijaga tetap mutakhir. Eksekutif yang lebih tua memerlukan
pelayanan konsultasi yang lebih mendasar mengenai apa yang computer dapat dan tidak
dapat dilakukan. Membuat semua eksekutif mengetahui perkembangan teknologi
informasi merupakan tanggung jawab organisasi jasa informasi yang penting.
Perhatian pada EIS melesat bagai
roket selama akhir 1980-an perhatian ini mencerminkan kombinasi dari kesadaran
computer yang lebih besar di kalangan eksekutif dan ketersediaan perangkat
keras dan perangkat lunak yang lebih baik.
10.5 System informasi eksekutif berbasis computer
Sistem informasi eksekutif ( executive information system) EIS
merupakan suatu system yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai
kinerja keseluruhan perusahaan. Informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam
berbagai tingkat rincian. Istilah system pendukung eksekutif (executive
support system ) ESS juga digunakan. Kita akan menggunakan istilah EIS dan
menganggap bahwa system itu meliputi computer.
1.
Model EIS
Konfigurasi EIS berbasius
computer biasanya meliputi suatu computer personal. Dalam perusahaan besar PC
tersebut dihubungkan dengan mainframe. Komputer personal eksekutif itu
berfungsi sebagai eksekutif workstation. Konfigurasi perangkat kerasnya
mencakup penyimpanan sekunder , kebanyakan dalam bentuk hard disk, yang
menyimpan database eksekutif. Database eksekutif berisi data dan
informasi yang telah diproses sebelumnya oleh computer sentral perusahaan.
Eksekutif memilih dari menu untuk menghasilkan tampilan layar yang telah
disusun sebelumnya (preformatted), atau untuk melakukan sejumlah kecil
pemrosesan. Sistem itu juga memungkinkan pemakai menggunakan system pos
elektronik perusahaan dan mengakses data dan informasi lingkungan. Dalam
beberapa kasus, personil pendukung EIS memasukkan berita terbaru dan penjelasan
informasi.
2.
Penyatuan Konsep-Konsep Manajemen
Dapat
dilihat dengan mudah bagaimana para eksekutif membangun EIS mereka di
atas konsep-konsep dasar manajemen. Tiga konsep yang akan
kita bahas adalah factor-faktor penentu keberhasilan (critical success fators)
management by exception dan model mental.
3.
Faktor-Faktor Keberhasilan
EIS
memungkinkan eksekutif memantau seberapa baik perusahaan berjalan dalam hal
tujuannya
dan factor-faktor penentu keberhasilannya.
Pada tahun 1961
D. Ronald Daniel dari McKinsey & Company, salah satu perusahaan konsultan
terbesar di Amerika Serikat, menciptakan konsep Faktor-faktor penentu keberhasilan. Ia merasa bahwa sejumlah
kegiatan kunci, atau SCF, menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis
organisasi, dan CSF bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.
Misalnya, di industi kendaraan bermotor, CSF yang diyakini adalah model,
jaringan dealer yang efisien, dan pengendalian biaya manufaktur yang ketat. CSF
di idustri asuransi jiwa adalah pengembangan personil manajemen agen,
pengendakian personil asministratif, dan inovasi dalam menciptakan
produk-produk asuransi.
Eksekutif yang menerima konsep
factor-faktor penentu keberhasilan menggunakan EIS mereka untuk memantau tiap
CSF.
4.
Model Mental
Peran
utama EIS adalah membuat sintesis, atau menyarikan, data dan informasi
bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan
sari ini disebut pemampatan informasi,
dan menghasilkan suatu gambaran, atau model
mental, dari operasi perusahaan.
P.N.
Jhonson-Lairrd menciptakan istilah model
mental. Dalam bukunya tahun 1973 ian menjelaskan bahwa model tersebut
“memungkinkan perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan, untuk memahami
fenomena, untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk mengendalikan
pelaksanaanya, dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian melalui pengganti.
CBIS adalah
suatu model mental yang paling menarik dan berharga bagi eksekutif.
10.6 Keputusan penerapan EIS
Saat suatu perusahaan mempertimbangkan apakah akan menerapkan EIS
berbasis computer, tiga keputusan kunci harus dibuat. Pertanyaan pertama adalah
“Perlukah kita mengembangkan EIS?” Jika jawabannya tidak , eksekutif terus
mengandalkan system yang ada sekarang.
Jika jawabannya ya, pertanyaan selanjutnya adalah, “ Apakah tersedia
perangkat lunak produktivitas perorangan siap pakai yang memenuhi kebutuhan
eksekutif?” Jika ada perangkat lunak itu dibeli.
Jika tidak, pertanyaan selanjutnya adalah , “ Perlukkah kita membeli
perangkat lunak EIS siap pakai?” Jika ya, perangkat lunak itu dibeli. Jika
tidak , staff jasa informasi perusahaan menciptakan perangkat lunak EIS pesanan
(Custom EIS Software).
1.
Perangkat Lunak Produktivitas Perorangan Siap Pakai
Perangkat lunak
produktivitas perorangan adalah
perangkat lunak umum yang dapat digunakan oleh setiap orang untuk mengembangkan
aplikasi mereka sendiri. Contohnya adalah DBMS, paket spreadsheet elektronik,
paket grafik, dan system manajemen proyek. Jika perangkat lunak jenis ini dapat
diterima, maka itu merupakan pilihan terbaik, juga yang paling murah.
Keterbatasan utamanya adalah eksekutif mungkin menganggapnya tidak cukup ramah
terhadap pemakai atau tidak tertuju pada kebutuhan khusus mereka.
2.
Perangkat Lunak EIS Siap pakai
Jika perusahaan memutuskan tidak mengikuti
rute perangkat lunak produktivitas perorangan, pilihan lainnya adalah perangkat
lunak EIS siap pakai, yang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
eksekutif.hare,
Contoh
awal perangkat lunak EIS dirancang untuk system mainframe dan perintisannya
adalah Pilot Executive Software, Inc. dari boston dan Comshare, inc. dari Ann
Arbor, Michigan . sekarang, perangkat lunak EIS siap pakai tersedia untuk
segala jenis computer, dan sebagian besar paket diarahkan pada pemilik PC.
Kelas
3.
Perangkat Lunak EIS Pesanan
Jika perusahaan memilih untuk tidak membeli perangkat lunak siap pakai
jenis apapun, pilihan yang tersisa hanyalah staf jasa informasi menciptakan
perangkat lunak EIS pesanan.
Salah satu contoh perangkat lunak EIS pesanan yang paling banyak
dipublikasikan adalah system MIDS (management information and decision support)
yang diterapkan oleh Lockheed-Georgia.
Yang menarik dari MIDS adalah kenyataan bahwa diperlukan staf pendukung
yang terdiri dari enam analisis informasi dan dua analisis computer untuk
menjaga system itu tetap berjalan. Itu merupakan karakteristik EIS yang sering
terabaikan, ada orang-orang di belakang layar yang membuat system itu berjalan.
4.
Faktor
–Faktor Penentu Keberhasilan EIS
John Rockart dan David DeLong
mengidentifikasikan delapan factor penentu keberhasilan untuk mencapai EIS yang
berhasil.
1.
Sponsor Eksekutif mengerti dan
berkomitmen
Eksekuyif tingkat puncak, lebih baik CEO,
harus berfungsi sebai sponsor eksekutif EIS dengan mendorong penerapannya.
Usaha EIS yang paling berhasil adalah yang pemakai pertamanya adalah eksekutif
puncak.
2. Sponsor Operasi
Sponsor eksekutif
kemungkinan besar terlalu sibuk untuk mencurahkan banyak waktu untuk penerapan.
Tugas itu harus diberikan kepada eksekutif tingkat puncak lain, seperti wakil
presiden eksekutif. Sponsor operasi bekerja sama dengan eksekutif pemakai dan
spesialis informasi untuk memastikan bahwa pekerjaan itu terlaksana.
3. Staf Jasa Informasi yang Sesuai
Harus Tersedia
spesialis informasi yang tidak saja mengerti teknologi informasi tetapi juga
mengerti cara eksekutif menggunakan system itu. Area teknologi informasi yang
dapat diterapkan meliputi komunikasi data, dan database.
4. Tekhnologi Informasi yang sesuai
Para penerapan
EIS seharusnya tidak berlebihan dan memasukkan perangkat keras atau perangkat
lunak yang tidak perlu. System itu harus sesederhana mungkin dan harus
memberikan tepat seperti yang eksekutif inginkan, tidak lebih dan tidak kurang.
5. Manajemen Data
Tidak cukup hanya
menampilkan atau informasi. Eksekutif harus mengetahui seberapa mutakhir data
itu. Ini dapat dicapai dengan mengidentifikasi tanggalnya dan idealnya, jam
data itu dimasukkan ke dalam system. Eksekutif juga harus mampu mengikuti
analisis data. Analisis ini dapat dicapai melalui drill down, dengan bertanya
kepada manajer data.
6. Keterkaitan yang Jelas dengan tujuan Bisnis
Sebagian besar
EIS yang berhasil dirancang untuk memecahkan masalah-masalah spesifik atau
memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani oleh teknologi informasi
7. Manajemen atas penolakan Organisas
Jika seorang
eksekutif menolak EIS perlu dilakukan upaya untuk mendapatkan dukungan.
Strategi yang baik adalah mengidentifikasi satu masalah tunggal yang dihadapi
eksekutif itu dan kemudian segera menerapkan EIS, dengan menggunakan
prototyping, untuk mengatasi masalah tersebut.
8. Manajemen atas penyebaran dan Evolusi Sistem
Pengalaman
menunjukkan bahwa jika manajemen tingkt atas mulai menerima informasi dari EIS,
manajemen tingkat bawah ingin menerima informasi output yang sama. Manajer
tingkat bawah ini mampu mengantisipasi masalah dan memecahkan sebelum manajer
tingkat atas menganggap situasinya tidak terkendali.
Sejumlah CSF ini akhirnya bermuara
pada perencanaan yang baik, mengantisipasi kebutuhan dan kemudian menempatkan
sumber daya dan prosedur yang diperlukan pada tempatnya. Jika perusahaan telah
menerapkan manajemen sumber daya informasi dan melaksanakan perencanaan
strategis untuk sumber daya informasi dengan baik, keberhasilan EIS dan system
informasi organisasi yang lain merupakan suatu sasaran yang realistis.
Daftar
Pustaka
Sumber : Sistem Informasi
Manajemen/Jilid Dua/Edisi Ketujuh/ Raymond McLeod, Jr.
http://www.gunadarma.ac.id/